9 Februari 2011

Proses Belajar Mengajar Tetap Berjalan di Pengungsian


Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh meminta agar pemerintah daerah di kawasan bencana Gunung Merapi tetap menjaga semangat belajar anak-anak di tempat pengungsian, dengan kegiatan yang bisa mendorong motivasi. "Kami mengimbau agar pemda di daerah bencana tetap menjaga semangat belajar anak dengan memberikan motivasi kepada anak-anak di pengungsian," kata Mendiknas saat mengunjungi di pos pengungsian SMK Negeri 1 Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (8/11).
Mendiknas menyatakan, anak-anak dan warga lainnya tidak menghendaki untuk mengungsi, tetapi hal itu harus dijalani karena kondisinya yang tidak memungkinkan.
Karena itu, pihaknya mendorong anak-anak tetap bersemangat agar tidak bosan sekaligus mengurangi trauma akibat bencana.

Hari sebelumnya (7/11), sebelum berkunjung ke Boyolali, Mendiknas bersama rombongan bertolak ke Magelang dan kota Jogjakarta. Di Magelang secara simbolis Mendiknas beserta rombongan menyerahkan bantuan dari Kemdiknas kepada para kepala Dinas Kabupaten/Kota di daerah Jawa Tengah, serta mengunjungi SMK Borobudur. Sementara itu di Yogyakarta rombongan mengunjungi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dimana GOR disana juga dijadikan tempat pengungsian. Mendiknas mengatakan proses belajar di Yogyakarta pun tetap berlangsung walaupun berada di pengungsian, diantaranya dari UNY disediakan mobil pintar, sekaligus mahasiswa UNY diajak untuk berpartisipasi dalam proses mengajar kepada anak-anak pengungsi.
Mendiknas yang didampingi oleh para Eselon I Kemdiknas termasuk Dirjen Dikti Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc., menyambut baik adanya partisipasi dari para relawan yang menyiapkan kegiatan anak-anak dengan mengajak bermain, bercerita dan menggambar di tempat pengungsian. Anak-anak di pengungsian diajak untuk menggambar pemandangan Gunung Merapi, tempat yang akrab dengan anak-anak sejak dahulu dan mengenal tentang Merapi dengan fenomenanya seperti awan panas yang sering disebut "wedhus gembel". Selain itu, pihaknya akan melibatkan perguruan tinggi untuk mengenali lingkungan di lereng Merapi, dengan tujuan agar masyarakat dapat hidup harmonis berdampingan. Mereka bisa hidup harmonis mengenali fenomena Merapi.
Mengenai proses kegiatan belajar mengajar dalam kondisi darurat saat ini, kata Menteri, paling penting urusan keselamatan jiwa terlebih dahulu.
Namun, bagaimana proses belajar mengajar yang pertama, anak-anak tetap dilakukan dalam pengungsian dengan memanfaatkan fasilitas yang sudah ada. Kegiatan tersebut, kata Mendiknas, tidak dilakukan secara struktur sesuai saat kelas dalam keadaan normal, tetapi siswa diberikan semangat belajar jangan sampai menurun.
Mendiknas menjelaskan, kekurangan siswa saat belajar pada masa darurat dapat diganti dengan cara menambah jam belajar ketika kondisi sudah di kelas atau normal.
"Siswa, misalnya di pengungsian selama satu bulan, mereka kekurangan materi dapat diganti dengan menambah jam belajar kalau kondisi sudah normal," kata Mendiknas.


http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1731:proses-belajar-mengajar-tetap-berjalan-di-pengungsian&catid=143:berita-harian