9 Februari 2011

Mengenal Lesson Study


Lesson Study pada awalnya diperkenalkan di sekolah dan universitas di Indonesia oleh program kerjasama internasional antara Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2003. Lembaga pendidikan dibawah program kerjasama internasional, IMSTEP, IMSTEP Follow up Program, SISTTEMS, dan PELITA, sudah memfasilitasi guru dan kepala sekolah untuk menerapkan Lesson Study di tingkat menengah dan atas di seluruh Indonesia. Program ini juga telah berhasil meningkatkan kapasitas daerah untuk mendukung Lesson Study di tingkat sekolah.
Lesson Study adalah pendekatan pengembangan profesi guru berbasis sekolah untuk meningkatkan proses belajar mengajar di dalam kelas. Lesson Study adalah pengembangan keahlian menyeluruh untuk merancang dan menerapkan pelajaran agar sesuai dengan kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini menerapkan analisa reflestif guru terhadap pelajaran sehari-hari didalam kelas. Lesson Study telah mengalami pergeseran yang drastis dari paradigma yang berpusat pada guru menjadi paradigma yang berpusat pada siswa seperti yang ada di Jepang.

Lesson Study adalah praktik konvensional yang sudah ada di Jepang sejah lebih dari seabad yang lalu. Pendekatan itu sudah dimodifikasi sehingga memiliki dampak yang efektif pada tahun 70-an. Lesson Study menjadi pusat dari reformasi sekolah dan telah meluas ke seluruh Jepang. Saat ini, Lesson Study sudah diperkenalkan di pertimbangkan sebagai pendekatan inti dari INSET di Amerika Serikat, Korea, Singapura, Vietnam, dan banyak negara lain.
Secara nyata, Lesson Study memiliki tiga tahapan inti: Plan (merancang RPP) – Do (Membuka kelas/Open Lesson dan Observasi) – See (Refleksi dan Feedback). Kelompok guru mengamati open lesson di sekolah, di kelas yang ia ajar sehari-hari, dan melaksanakan pembahasan reflektif mengenai open lesson sebelumnya yang difasilitasi oleh spesialis Lesson Study. Ada dua macam Lesson Study yang diterapkan di Indonesia yaitu: Lesson Study Berbasi Sekolah (LSBS) dan Lesson Study Berbasis MGMP (LSMGMP).
TENDIK-KEMENDIKNAS telah melaksanakan Program Pelatihan Fasilitator Lesson Study sebagai inisiatif bersama dari JICA dan universitas rekanan di enam wilayah sasaran, Kab. Sumedang, Kab. Bantul, Kab. Pasuruan, Kota Padang, Kota Banjar Baru, dan Kab. Minahasa Utara sejah tahun 2006.
TENDIK dan JICA juga telah berkolaborasi dengan lembaga pendidikan di tingkat propinsi untuk menyebarkan praktik Lesson Study ke wilayah yang lain. TENDIK-KEMENDIKNAS juga telah melaksanakan Program Pelatihan Trainer Nasional untuk Lesson Study dari JICA sejah tahun 2009. Tiap tahunnya sekitar 400 peserta ikut serta dalam pelatihan tersebut.