4 Oktober 2011

Program Penuntasan Rehabilitasi Sekolah Dimulai


Mendiknas M Nuh melakukan peletakan batu pertama Gerakan Nasional Penuntasan Rehabilitasi Gedung SD dan SMP tahun 2011.(Nicha/jpnn)
BOGOR—Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) mengadakan peletakan batu pertama dalam Gerakan Nasional Penuntasan Rehabilitasi Gedung SD dan SMP tahun 2011. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya penuntasan program Wajib Belajar Sembilan Tahun.

Acara peletakan batu pertama dilaksanakan secara serentak di empat lokasi yaitu di SDN Babakan Madang 01 Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Acara ini dilakukan oleh Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh, Asisten Teritorial (Aster) Mayjen TNI Langgeng Sulistiyono dan Bupati Bogor Rachmat Yasin.

Lokasi kedua di SMPN 3 Kragilan Kabupaten Serang, Provinsi Banten dilakukan oleh Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdiknas Suyanto dan Bupati Serang Ahmad Taufik Nuriman.

Adapun lokasi ketiga di SMPN 6 Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dilakukan oleh Walikota Kupang Daniel Adoe, sedangkan di lokasi keempat di SDN Asam Tiga, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT dilakukan oleh Bupati Kupang Ayub Titu Eki.

Nuh menyampaikan, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyo setelah kunjungannya saat safari ramadhan lalu di beberapa daerah termasuk di SD Babakan Madang 01 ini menginstruksikan agar mulai tahun 2011 ini dilakukan gerakan nasional untuk rehabilitasi ruang-ruang kelas. Ruang-ruang belajar yang direhab meliputi sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), madrasah ibtidaiyah (MI), dan madrasah tsanawiyah (MTs).

"Adik-adik SD itu paling tidak enam tahun berada di ruang kelas seperti ini, sehingga selama enam tahun itu pula pembentukan karakter anak didik sangat dipengaruhi oleh kondisi infrastruktur  dan fasilitas  proses belajar mengajar yang ada di sekolah," terang Nuh usai peletakan batu pertama Gerakan Nasional Penuntasan Rehabilitasi Gedung SD dan SMP 2011 di SDN Babakan Madang 01 Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Senin (3/10).

Menurutnya, usai kegiatan rehabilitasi bukan berarti urusan dunia pendidikan selesai. Namun, masih banyak hal lain yang harus diselesaikan yaitu membangun pembentukan kultur sekolah. Mendiknas menyebutkan, ada tiga budaya sekolah yang harus dibangun meskipun sarana prasarana selesai dilakukan yaitu budaya bersih, saling menghargai, dan budaya keilmuan.

"Tiga budaya tadi budaya dasar. Yang harus dikembangkan lagi adalah budaya cinta dan bangga terhadap tanah air. Ini yang itdak boleh dilkupakan dan harus menjadi bagian utuh dari tiga budaya tadi," kata mantan Menkominfo tersebut.

Ia menjelaskan, mengembangkan budaya cinta tanah air dimulai dari kebiasaan berupacara, menghormati bendera. memahami esensi Pancasila, dan UUD 1945 sampai dengan hakekat Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal ika. "Mohon terus menerus dikenalkan kepada adik-adik kita," katanya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdiknas Suyanto  dengan menggunakan fasilitas video conference dari SMPN 3 Kragilan Kabupaten Serang, Provinsi Banten mengatakan, dari sebanyak 174.435 SD dan SMP negeri dan swasta sebanyak 153.026 dalam kondisi rusak ringan dan berat," katanya.

Suyanto menyampaikan, saat ini pemerintah pusat akan membangun kembali ruang rusak berat terdiri atas 110.598 ruang SD dan 42.428 ruang SMP. Pada tahun ini, kata dia, pemerintah pusat akan membantu pemda dalam membangun kembali ruang kelas rusak berat. Dia menyebutkan, jumlah ruang yang direhab sebanyak 6.721 ruang kelas SD dan 1.050 ruang kelas SMP. "Sisanya pada tahun anggaran 2012," ujarnya. (cha/jpnn)