28 Maret 2011

Titik Rawan Kebocoran Soal UN


Masalah kecurangan dan kebocoran soal ujian nasional(UN) setiap tahunnya selalu terjadi. Untuk tahun ini, pengawasan akan diperketat lagi, terutama pada tahapan yang dianggap rawan. Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh mengidentifikasi ada tiga titik rawan kebocoran soal Ujian Nasional.
Pertama,pengawasan di percetakan. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan Kemdiknas, beberapa percetakan yang akan mengikuti tender pencetakan soal Ujian Nasionalsudah dinyatakan ‘aman’.
“Persyaratan utama percetakan adalah memiliki system security. Misalkan, dia punya
mesin cetak. Mesin itu sebelumnya digunakan untuk apa? Apakah nanti soal Ujian Nasional juga akan menggunakan mesin itu? Kita meminta kepada pecetakan bahwa mesin cetak soal Ujian Nasional tidak boleh digunakan untuk mencetak yang lain. Bahkan, ruangannya pun harus selalu dikunci,” tegas Nuh usai Pembukaan Rembuk Nasional Pendidikan (RNP) Tahun 2011 di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kemdiknas, Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Rabu (16/3).
Titik rawan kedua, proses distribusi soal Ujian Nasional dari percetakan ke rayon. Mantan Menkominfo ini mengharapkan, jangan sampai ada kebocoran di tengah jalan. “Jangan sampai ‘ada kencing’ di tengah jalan. Artinya, tidak boleh berhenti di tengah jalan. Harus dipastikan tingkat keamanaannya,” jelasnya.
Ketiga, di titik rayon. Dalam pengawasan di titik rawan ini, lanjut Nuh, beberapa personil atau anggota kepolisian diwajibkan selalu mendampingi guna memastikan keamanan soal Ujian Nasional. Ditegaskan, dalam hal ini pemerintah memang tidak pernah percaya terhadap petugas-petugas yang menjaga soal Ujian Nasional.
“Kalau dikatakan kita tidak percaya, memang kita tidak percaya. Maka dari itu, akan selal dikawal polisi. Pintu saja disegel, dan harus ada tanda tangan petugas yang keluar masuk ruangan. Tetapi, jika sudah sampai di sekolah, dipastikan aman. Karena langsung dibagikan ke siswa,” tukasnya.

sumber