28 Maret 2011

Kejaksaan Dilibatkan dalam Pelaksanaan UN


Ujian Nasional (UN) tingkat SMA dan SMP, tidak lama lagi akan digelar serentak di seluruh Indonesia, termasuk Sulsel. Dibandingkan tahun lalu, pelaksanaan UN tahun ini akan lebih ketat. Baik dari segi pengawasan maupun standar kelulusan.
Apalagi, Kementerian Pendidikan Nasional sudah meniadakan ujian ulangan. Seperti apa upaya Dinas Pendidikan Sulsel dalam mendongrak angka kelulusan UN tahun ini? Bagaimana nasib siswa dengan ditiadakannya UN ulangan? Berikut petikan wawancara wartawan FAJAR, Ramah Praeska, dengan Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Patabai Pabokori, di kantornya, Senin, 21 Maret.
Seperti apa persiapan UN tahun ini?
Baik. Kelihatannya persiapan UN tahun ini baik di tingkat SMA maupun SMP. Jauh lebih bagus dan lebih siap dibandingkan tahun lalu. Baik dari segi kesiapan sekolah maupun orang tua murid dalam memberikan motivasi kepada anaknya.

Termasuk juga kesiapan lembaga lain yang dipercayakan melakukan pengawasan. Seperti Universitas Hasanuddin dan Dinas Pendidikan Sulsel.
Tahapan persiapan UN saat ini seperti apa?
Proses pelaksanaan UN tahapannya sudah masuk dalam pembentukan panitia. Kemudian sosialisasi di 24 kabupaten/kota dan pembentukan panitia tender. Sekarang dalam proses tender untuk pencetakan naskah/soal ujian.
Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan baik. Saya optimis dengan melihat kesiapan kita yang lebih mantap. Inysa Allah kualitas dan kuantitas akan lebih bagus dibanding tahun lalu. Saya sangat optimis.
Target kelulusan UN tahun ini bagaimana?
Tentunya kita berharap lebih bagus dan jumlah siswa yang lulus lebih banyak. Semoga tingkat kelulusan lebih baik, apalagi kebijakan pemerintah pusat menyatakan bahwa prestasi sekolah sangat diperhitungkan dalam menentukan kelulusan seorang siswa.
Yah, sudah jelas berbeda dibanding tahun lalu. Hanya saja, tahun ini tidak ada lagi istilah ujian ulangan. Tidak ada lagi, tetapi prestasi sekolah sangat membantu dalam kelulusan siswa. Tidak semata berdasarkan hasil UN saja.
Dampaknya seperti apa setelah UN ulangan dihapus?
Tentunya ada dampaknya bagi siswa. Kalau ada siswa betul-betul tidak lulus, itu karena prestasi di sekolahnya sangat rendah. Bisa jadi karena malas masuk sekolah. Juga karena akhlak kurang bagus, di samping prestasinya memang tidak baik.
Jadi, penilaiannya gabungan antara UN dan prestasi di sekolah. Nah, di sinilah juga peranan setiap kepala sekolah dalam menciptakan prestasi siswanya yang baik.
Kalau target kelulusan UN tingkat SMA tahun ini berapa besar?
Kita harapkan untuk tingkat SMA, tingkat kelulusan tahun ini dapat mencapai 99 persen. Tahun lalu kan hanya 97 persen. Kelihatannya angka kelulusan di Sulsel dari tahun ke tahun naik. Mungkin ini salah satu dampak positif dari program pendidikan gratis.
Maksud Anda?
Kita ketahui bahwa salah satu dampak positif program pendidikan gratis, angka kelulusan tinggi. Tingkat drop out juga berkurang. Lalu Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kita meningkat dari tahun ke tahun.
Lalu anggaran pendidikan di Sulsel ini untuk program pendidikan gratis juga meningkat drastis. Dahulu anggaran pendidikan gratis di kabupaten/kota di bawah 10 persen. Sekarang setelah ada pendidikan gratis, anggarannya di atas 20 persen.
Ini karena ada komitmen bersama antara gubernur dengan bupati dalam pembiayaan program ini. Ada sharing anggaran pendidikan. 60 persen ditanggung pemerintah kabupaten/kota dan 40 persen oleh pemprov Sulsel. Jadi, memang banyak pengaruhnya dalam pendidikan.
Lalu target kelulusan UN untuk tingkat SMP berapa besar?
Untuk tingkat SMP tentunya diharapkan 99 persen lebih. Kalau tahun lalu 98,5 persen. Saya optimis tahun ini. Apalagi banyak sekolah yang bisa meluluskan siswanya 100 persen.
Hasil evaluasi pelaksanaan UN tingkat SMP dan SMP bagaimana?
Sebelum bicara soal evaluasi, saya perlu sampaikan dulu bahwa kami memberikan sepenuhnya kepercayaan atau tanggung jawab kepada Unhas. Merekayang melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UN tingkat SMA, SMK, MA, dan sederajat. Jadi Unhas yang bertanggung jawab penuh.
Saya kira, dengan kelemahan tahun lalu yang ditemukan, tahun ini Unhas pasti memperbaikinya. Sehingga hambatan yang ditemukan tahun ini akan berkurang.
Kelemahan yang ditemukan tahun lalu, banyak yang membawa telepon genggam masuk ke dalam ruangan ujian. Kemudian ada soal bocor, juga kunci jawaban beredar.
Ini semua jangan sampai terulang tahun ini. Makanya, pengawasan diperketat. Tidak boleh lagi ada orang sembarangan masuk dalam ruangan ujian atau pun membawa telepon genggam.
Bentuk pengawasan ketat seperti apa?
Makanya, kita libatkan aparat kejaksaan dalam pelaksanaan UN tahun ini. Mulai dari pengecekan di percetakan yang memenuhi syarat dan dianggap lolos. Jadi, pengawasannya diperketat.
Naskah ujian nasional dari percetakan ke setiap kabupaten/kota sampai ke sekolah, dikawal polisi. Jadi, tidak akan mungkin terjadi kecurangan karena diawasi dengan ketat.
Bagaimana dengan pelibatan kejaksaan?
Oh iya, tahun ini baru kita libatkan pihak kejaksaan. Karena berkaca pada pengalaman tahun lalu, banyak isu mengatakan bahwa pemenang tender mencetak soal ujian tidak sesuai ketentuan. Nah, sekarang jaksa turun melihat kondisi percetakan apa layak atau tidak.
Makanya, saya optimis tahun ini akan lebih bagus pelaksanaan UN. Semoga tidak ada lagi terjadi sesuatu yang tak diharapkan bersama.
Apa harapan Anda ke depan?
Saya harapkan kepada semua sekolah dan orang tua agar memberikan semangat kepada anak-anaknya. Siswa juga harus jujur dan percaya diri dalam pelaksanaan UN. Jangan terpengaruh dengan isu-isu ada kunci jawaban atau soal bocor.
Semua siswa tanamkan rasa percaya diri dan kejujuran dalam dirinya. Yakinlah, kalau bekerja dengan baik maka akan mendapatkan hasil yang maksimal pula.